Rabu, 13 Maret 2013
HIPERTENSI POSTPARTUM
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bila
Anda sedang hamil, ada banyak hal yang perlu dikhawatirkan termasuk hipertensi
postpartum. Dari makan hal yang benar (dan menghindari makanan lainnya) untuk
mendapatkan jumlah yang tepat berat untuk memastikan Anda mendapatkan cukup
latihan setiap hari, kehamilan dapat menjadi waktu yang sulit.
Dan
sementara banyak orang berfikir bahwa setelah bayi lahir kekhawatiran anda
dapat fokus pada bayi, anda masih masih harus berhati-hati untuk kesehatan ibu.
Salah satu masalah kesehatan adalah bahwa semua wanita harus menyadari adalah
hipertensi setelah melahirkan.
Penyakit
darah tinggi atau Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan di mana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan
oleh angka systolic (bagian atas) dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan
tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air
raksa (sphygmomanometer) ataupun alat digital lainnya.
Nilai
normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat
aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 120/80 mmHG. Dalam aktivitas
sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil.
Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan
meningkat diwaktu beraktivitas dan olahraga.
Bila
seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak mendapatkan pengobatan dan
pengontrolan secara teratur (rutin), maka hal ini dapat membawa si penderita
kedalam kasus-kasus serius bahkan bisa menyebabkan kematian. Tekanan darah
tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja extra keras,
akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah
jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit hypertensi ini merupakan penyebab umum
terjadinya stroke dan serangan jantung.
Wanita yang mengalami
hipertensi pada kehamilan pertama pada pertama kehamilan dalam peningkatan
resiko dalam kehamilan selanjutnya. Beberapa faktor
mempengaruhi resiko ini. Onset awal hipertensi pada kehamilan pertama, resiko
terbesar dari rekurensi dan tipe dari kerusakan hipertensi dipengaruhi
rekurensi. Satu studi dilaporkan dalam resiko rekurensi 19% untuk hipertensi
gestasional 19%, 32% untuk pre-eclampsia, dan 46% untuk pre-eclampsia yang
timbul sebelumnya dari hipertensi kronik yang telah ada sebelumnya. Sebagai
tambahan, IUGR berat terisolasi juga merupakan faktor resiko untuk menimbulkan
hipertensi dalam kehamilan selanjutnya.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
definisi dari hipertensi postpartum ?
2. Apa
etiologi dari hipertensi postpartum ?
3. Apa
patofisiologi dari hipertensi postpartum ?
4. Apa
tanda dan gejala dari hipertensi postpartum ?
5. Apa
yang harus dilakukan untuk menghindari terjadinya hipertensi postpartum?
6. Bagaimana
penanganan dari hipertensi postpartum ?
1.3 TUJUAN
1.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang
hipertensi postpartum.
2.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang
etiologi hipertensi postpartum.
3.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang
patofisiologi hipertensi postpartum.
4.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang tanda
dan gejala hipertensi postpartum.
5.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang
tindakan yang harus dilakukan untuk menghindari terjadinya hipertensi
postpartum.
6.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang
penanganan pada hipertensi postpartum.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
2.1 DEFINISI
Hipertensi Postpartum adalah
Hipertensi atau kenaikan tekanan darah lebih dari 160/90 mmHg setelah anak
lahir.
Hipertensi
Postpatum juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi yang terjadi pada seorang
wanita setelah bayinya lahir. Ini biasanya terjadi pada minggu pertama setelah
bayi lahir. Sedangkan hipertensi dapat umum setelah kelahiran bayi anda, itu
adalah sesuatu yang harus dipantau ketat karena bisa berbahaya. Tekanan
darah tinggi dapat menyebabkan stroke atau dalam kasus yang lebih
ekstrim,bahkan kematian. Untungnya, karena terjadi begitu cepat setelah
melahirkan, kebanyakan wanita sudah dalam perawatan dokter mereka, bidan, dan
perawat sehingga lebih mudah untuk mengawasi kondisi.
Hipertensi
akhir postpartum adalah sebuah kejadian yang tidak biasa yang menggambarkan
wanita dengan kehamilan normotensif yang mengembangkan hipertensi beberapa
minggu sampai beberapa bulan setelah melahirkan.
Hipertensi
Post partum adalah Tekanan darah secara tipikal meningkat setelah kehamialn
lewat lima hari pertama. Maka wanita yang telah mengalami hipertensi selama
kehamilan dapat menjadi normotensive dengan cepat setelah kelahiran, tetapi
kemudian menjadi hipertensi lagi dalam minggu pertama post natal. Kebutuhan untuk
mendapatkan kontrol hipertensi dapat memperlambat pulangnya pasien.
Hipertensi
Postpartum adalah hipertensi yang biasanya sembuh secara
spontan dalam beberapa minggu (rata-rata 16 ± 9,5 hari) dan hampir selalu pergi
oleh 12 minggu postpartum.
2.2 ETIOLOGI
Kondisi
stress dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, karena saat seseorang dalam
kondisi stress akan terjadi pengeluaran beberapa hormon yang akan menyebabkan
penyempitan dari pembuluh darah, dan pengeluaran cairan
lambung yang berlebihan, akibatnya seseorang akan mengalami mual, muntah, mudah
kenyang, nyeri lambung yang berulang, dan nyeri kepala. Kondisi stress yang
terus menerus dapat menyebabkan komplikasi hipertensi pula.
Pola hidup
yang tidak seimbang, merupakan sikap hidup yang tidak tepat komposisi antara
asupan makanan, olahraga dan istirahat, sehingga menimbulkan gejala awal
seperti obesitas yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan lain seperti
kencing manis, dan gangguan jantung.
Konsumsi garam berlebihan, dapat menimbulkan darah tinggi diakibatkan oleh peningkatan kekentalan dari darah, sehingga jantung membutuhkan tenaga yang lebih untuk mendorong darah sampai ke jaringan paling kecil.
Konsumsi garam berlebihan, dapat menimbulkan darah tinggi diakibatkan oleh peningkatan kekentalan dari darah, sehingga jantung membutuhkan tenaga yang lebih untuk mendorong darah sampai ke jaringan paling kecil.
Kebiasaan
konsumsi alkohol, kafein, merokok dapat menyebabkan kekakuan dari pembuluh
darah sehingga kemampuan elastisitas pada saat mengalami tekanan yang tinggi
menjadi hilang.
Kadang-kadang,
tekanan darah mungkin jauh lebih tinggi dalam periode pasca-melahirkan
dibandingkan antepartum atau intrapartum. Hal ini mungkin disebabkan oleh
kombinasi faktor, termasuk pemberian larutan garam pada wanita yang memiliki
kelahiran sesar, hilangnya vasodilatasi kehamilan terkait setelah melahirkan,
mobilisasi cairan ekstraselular setelah melahirkan, dan administrasi
non-steroid anti-inflamasi agen untuk postdelivery analgesia . Aldosteronisme
primer merupakan penyebab yang jarang hipertensi postpartum. Wanita dengan
gangguan ini mungkin memiliki tekanan darah lebih rendah selama kehamilan karena
efek natriuretik dari progesteron, dan mungkin hadir dengan hipertensi
postpartum signifikan dengan atau tanpa hipokalemia .
Menurunnya tonus vaskuler
meransang saraf simpatis yang diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugalaris
ini bias meningkatkan tekanan darah. Danapabila diteruskan pada ginjal, maka
akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang berkaitan dengan Angiotensinogen.
Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II berakibat pada terjadinya
vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan
darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang
menyebabkanretensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan
tekanandarah. Dengan Peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan
pada organ organ seperti jantung
2.4 TANDA DAN
GEJALA
·
Sakit kepala berat (kepala terasa berat)
·
Pusing-pusing
·
Penglihatan kabur (berkunang-kunang)
·
Mual-mual.
·
Sesak napas
2.5
APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENGHINDARI HIPERTENSI
POSTPARTUM
Adalah penting untuk menyadari hipertensi postpartum sehingga anda
dapat bekerja dengan penyedia layanan anda untuk melindungi kesehatan anda.
Tapi itu juga penting untuk dicatat bahwa itu adalah kondisi yang relatif jarang.
Hal ini seharusnya tidak mungkin
bahwa banyak wanita akan mengalami tekanan darah tinggi baru setelah
melahirkan. Hal ini terutama berlaku jika mereka melakukan apapun yang mereka
bisa untukt tatap sehat selama kehamilan. Makan yang benar,berolah raga secara
teratur dan memantau tekanan darah anda selama kehamilan (terutama di dekat
masa kerja).
Selama anda berhati-hati,anda akan
memiliki kehamilan normal,persalinan yang aman dan pemulihan postpartum mudah
sehingga anda dapat berkonsentrasi pada mengurus bayi baru anda yang berharga.
2.6 PENANGANAN
Penanganan pada
penderita hipertensi postpum dapat dilakukan dengan :
v Penanganannya
bisa cukup diberi obat anti hipertensi atau bila perlu bisa diberikan MgSO4
lewat infus atau suntikan pada bokong.
v Agen
antihipertensi mungkin diperlukan sementara postpartum jika hipertensi parah.
Obat-obatan oral serupa dengan yang digunakan dalam populasi tidak hamil dapat
digunakan. Singkat furosemide terapi (20 mg oral sekali atau dua kali per hari
selama lima hari) dapat memfasilitasi kembali ke normotension pada wanita
dengan berat, tetapi tidak ringan, preeklampsia, terutama mereka dengan edema
yang signifikan
v Tekanan
darah harus dipantau secara ketat, idealnya dengan evaluasi di rumah pasien,
untuk menghindari hipotensi seperti tekanan darah wanita kembali ke tingkat
dasar normal. Jika sebelum hamil tekanan darah normal, dan jika tekanan darah
dikendalikan, adalah wajar untuk menghentikan agen antihipertensi setelah tiga
minggu dan memonitor tekanan darah untuk menilai apakah perawatan lebih lanjut
diindikasikan
BAB
III
TINJAUAN
KASUS
KASUS
Seorang ibu nifas datang ke RSIA Amanda
pada tanggal 07 November 2012 dengan keluhan kepala pusing
dan mata berkunang kunang
sejak kemarin dan mengeluh sesak nafas sejak 1 hari yang lalu, setelah
dilakukan pemeriksaan di dapatkan hasil :
Keadaan umum : lemah
Kesadaran komposmentis
TD: 180/100 mmHG
·
Nadi: 110x/menit
·
S
: 37
· RR: 22x/menit,
· Dada terlihat ada tarikan intercosta,
· Pemeriksaan penunjang : proein urine (-).
Ø Penanganan
yang dilakukan :
- Menjelaskan pada Ibu tentang kondisinya saat ini yaitu Ibu memasuki nifas hari ke dua dan menngalami peningkatan tekanan darah. Untuk saat ini kondisi Ibu dalam keadaan waspada sedang dalam pengawasan bidan serta dokter.
- Menjelaskan pada Ibu penyebab pusing dan mata berkunang-kunang adalah karena efek dari tekanan darah tinggi dan kondisi Ibu yang lemah setelah persalinan. Cara mengatasainya yaitu dengan istirahat dan minum obat dari bidan dengan cara yang benar.
- Memberitahu pada ibu tentang diet nutrisi masa nifas dengan hipertensi
- Membeikan obat anti hipertensi dengan instruksi dokter dan jelaskan bagaimana cara meminumnya
- Membeikan O2 sesuai dengan advis dokter
- Memotivasi ibu bahwa ibu tetap dapat memberikan ASI pada bayinya
7.
Memantau
tekanan darah sesering mungkin dan anjurkan kontrol jika hipertensi belum turun
8.
Membatasi
Aktivitas fisik
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
1.
Penyakit darah tinggi atau Hipertensi
(Hypertension) adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas)
dan angka bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat
pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (sphygmomanometer) ataupun
alat digital lainnya.
2. Hipertensi
Post partum adalah Tekanan darah secara tipikal meningkat setelah kehamialn
lewat lima hari pertama
4.2 SARAN
1.
Untuk pasien diharapkan pasien
hipertensi bisa mengatur gaya hidup yang sehat, agar tercegah dari penyakit hipertensi.
2.
Untuk petugas kesehatan harus sabar
dalam menghadapi keluhan-keluhan pasien dan langsung bertindak dlam menangani
semua pasien.
3.
Untuk institusi pendidikan diharapkan
pihak institusi bisa meningkatkan praktek keperawatan dalam membuat asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak,dkk. 2004. Keperawatan maternitas.
Jakarta : EGC.
Carpenito, Lynda. 2001. Buku Saku Diagnosa
Keperawatan. Jakarta : EGC.
Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan
Maternal/Bayi : Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien,
Edisi 2. Jakarta : EGC.
Hamilton, C.Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan
Maternitas. Jakarta : EGC.
Johnson & Taylor, 2005. Buku Ajar Praktik
Kebidanan. Jakarta : EGC.
Kumala, Poppy. Et. Al. 2004. Kamus Saku Kedokteran
Dorland. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran.
Jakarta : Media Aesculapius.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri.
Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Sylvia, dkk. 2006. Patofisiologi edisi 6.
Jakarta : EGC.
Lovastatin, Kahlmeler,
penyakit jantung dan tekanan darah tinggi – prestasi pustakariya, 2006.
Penuntun diet, Bagian
Gizi RSCM dan PESAGI: Jakarta 1996
Pedoman makan untuk
kesehatan jantung Indonesia, PERKI pusat dan yayasan jantung Indonesia Jakarta,
2002
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Terimakasih sharingnya Bidan Siti :)
saya mau tanya boleh ya
adik saya melahirkan normal bulan Nov 2013 lalu, 5 hari kemudian mengalami kejang dan dibawa ke RS. Ternyata tensi tinggi 145/xxx saya lupa dirawat seminggu kemudian pulang. hasil CT scan 2x bagus. Tapi sekarang masih suka pusing, riwayat sebelum hamil sehat walafiat tidak ada penyakit bawaan. bagaimana penyembuhannya ya mba untuk hypertensi setelah melahirkan ini. saat ini sudah 40 hari lebih dari masa melahirkan.
Terimakasih
Salam, Irma
Posting Komentar