Jumat, 22 Maret 2013
MAKALAH MASTITIS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mastitis adalah
peradangan payudara,yang dapat disertai atau tidak disertai.Penyakit ini
biasanya menyertai laktasi sehingga disebut “Mastitis Laktasional/Mastitis
Puerperalis”. Kadang keadaan ini dapat menjadi fatal bila tidak diberi tindakan
yang adekuat.
Mastitis adalah reaksi
systemic (seperti demam) yang terjadi 1 – 3 minggu setelah melahirkan sebagai
komplikasi sumbatan saluran air susu, dan putting susu lecet atau luka.
Mastitis adalah infeksi
dan peradangan pada mamma (tertutama pada primpara) dan terjadi luka pada
putting susu, mungkin juga peredaran darah.
Mastitis adalan infeksi bacterial
yang sering terjadi pada pasca partum semasa awal laktasi jika organisme
berhasil masuk dan mencapai jaringan payudara melalui fisura pada putting.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan mastitis?
2. Bagaimaakah epidemiologi mastitis?
3. Apa saja penyebab mastitis?
4. Apa yang dimaksud statis ASI?
5. Bagaimanakan infeksi mastitis?
6. Apa saja tanda dan gejala mastitis ?
7. Apa saja faktor predisposisi
mastitis ?
8. Bagaimana patologi dan gambaran klinis mastitis?
9. Bagaimanakah pencegahan mastitis?
10. Bagaimana penanganan mastitis?
11. Bagaimanakah dampak jangka panjang mastitis?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan definisi mastitis
2. Menjelaskan epidemiologi mastitis
3. Menjelaskan penyebab mastitis
4. Menjelaskan statis ASI
5. Menjelaskan infeksi mastitis
6. Menjelaskan tanda dan gejala mastitis
7. Menjelaskan faktor predisposisi mastitis
8. Menjelaskan patologi dan gambaran klinis mastitis
9. Menjelaskan pencegahan mastitis
10. Menjelaskan penanganan mastitis
11. Menjelaskan dampak jangka panjang mastitis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Mastitis adalah peradangan
payudara,yang dapat disertai atau tidak disertai.Penyakit ini biasanya
menyertai laktasi sehingga disebut “Mastitis Laktasional/Mastitis Puerperalis”.
Kadang keadaan ini dapat menjadi fatal bila tidak diberi tindakan yang adekuat.
Mastitis adalah reaksi
systemic (seperti demam) yang terjadi 1 – 3 minggu setelah melahirkan sebagai
komplikasi sumbatan saluran air susu, dan putting susu lecet atau luka.
Mastitis adalah infeksi
dan peradangan pada mamma (tertutama pada primpara) dan terjadi luka pada
putting susu, mungkin juga peredaran darah.
Mastitis adalah infeksi bacterial yang sering terjadi pada
pasca partum semasa awal laktasi jika organisme berhasil masuk dan mencapai
jaringan payudara melalui sisura pada putting.
Abses
payudara(pengumpulan nanah local di dalam payudara) merupakan komlpikasi berat
dari mastitis.Keadaan ini menyebabkan beban penyakit yang berat dan memerlukan
biaya yang sangat besar.Selain itu, menurut penelitian mastitis dapat
meningkatkan resiko penularan HIV melalui menyusui.
2.2 EPIDEMIOLOGI
1. Insiden
Mastitis
terjadi pada semua populasi,dengan atau tanpa kebiasaan menyusui.Insiden ini
sangat bervariasi,dari sedikit sampai 33% wanita menyusui,tetapi biasanya di
bawah 10%.
2. Mula
timbul
Mastitis
paling sering timbul pada minggu kedua dan ketiga pasca kelahiran.Dengan
sebagian besar laporan menunjukkan bahwa 74% sampai 95% kasus terjadi dalam 12
minggu pertama.Namun mastitis dapat terjadi pada setiap tahap laktasi,termasuk pada tahun kedua.
2.3 PENYEBAB
Penyebabnya adalah
stasis ASI dan infeksi.Stasis ASI biasanya merupakan penyebab primer,yang dapat
disertai atau berkembang menuju infeksi.
Menurut “Gunther”,mastitis
diakibatkan oleh stagnasi ASI di dalam payudara dan bahwa pengeluaran ASI yang
efisien dapat mencegah keadaan tersebut.Selain itu infeksi bila terjadi
bukanlah primer, tetapi diakibatkan oleh stagnasi ASI sebagai media pertumbuhan
bakteri
Menurut “Thomson dkk.”
Menghasilkan bukti tentang pentingnya statis ASI,meraka menghitung leukosit dan
bakteri dalam ASI dari payudar dengan tanda klinis mastitis dan menghitung
klasifikasi sbb:
-
Stasis ASI
-
Inflamasi noninfeksiosa(mastitis noninfeksiosa)
-
Mastitis infeksiosa
Mereka menemukan bahwa
stasis ASI(leokosit <106 dan bakteri <103) membaik hanya
dengan terus menyusui.Mastitis Noninfeksiosa (leokosit >106 dan
bakteri <103) membutuhkan tindakan pemerasan ASIsetelah
menyusui.Mastitis Infeksiosa (leokosit >106 dan bakteri >103) hanya dapat
diobati dengan efektif dengan pemerasan ASI dan antibiotika sistemik.
Tanpa pengeluaran ASI
yang efektif,mastitis noninfeksiosa sering berkembang menjadi mastitis
infeksiosa,dan mastitis infeksiosa menjad pembentukan abses.
2.4 STATIS ASI
Terjadi jika ASI tidak
dikeluarkan dengan efisien dari payudara.Hal ini terjadi bila payudara
terbendung segera setelah melahirkan,atau setiap saat bila bayi tidak menghisap ASI.Selain itu kenyutan bayi yang
buruk pada payudara,pengisapan yang tidak efektif,pembatasan frekuensi atau
durasi menyusui,sumbatan pada saluran ASI,suplay ASI yang sangat
berlebihan,menyusui untuk anak kembar dua atau lebih.
Bendungan payudara
menurut “Nelson tahun 1753” hal ini tidak dapat terjadi bila bayi disusui
segera setelah lahir.Sehingga stasis ASI terhindarkan.Sedangkan menurut “Naish
tahun 1948” pentingnya pengeluaran ASI yang segara pada tahap awal mastitis
atau kongesti untuk mencegah perkembangan penyakit dan pembentukan abses.
2.5 INFEKSI
Organisme yang paling
sering ditemukanpada mastitis dan abses payudara adalah organisme koagulase-positif, Staphylococcus
aureus dan Stap. Albus, Escherichiacioli, Streptococcus kadang-kadang ditemukan.
2.6 TANDA DAN GEJALA
1.
Payudara
terasa nyeri
2.
Teraba
keras dan tampak memerah
3.
Permukaan
kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti pecah-pecah
4.
Badan
terasa demam seperti hendak flu
2.7 FAKTOR PREDISPOSISI
1.
Umur
Wanita
berumur 21-35 tahun lebih sering menderita mastitis daripada wanita dibawah
usia 21 tahun dan di atas 35 tahun
2.
Paritas
Primipara
ditemukan sebagai factor resiko
3.
Serangan sebelumnya
Serangan mastitis pertama cenderung untuk berulang
4.
Melahirkan
Komplikasi
melahirkan dapat meningkatkan resiko mastitis
5.
Gizi
Misalnya
asupan garam dan lemak yang tinggi,anemia,gizi buruk
6.
Faktor Kekebalan dalam ASI
Faktor
ini dapat memberikan mekanisme pertahanan dalam payudara.Tetapi menurut studi
di Gambia
menyatakan bahwa kadar factor ini rendah,pertahanan ini rendah,pertahanan
efektif dapat berkurang,dan resiko mastitis berulang meningkat
7.
Stres dan kelelahan
Misalnya
wanita yang merasa nyeri dan demam sering merasa lelah dan ingin istirahat,tetapi
tidak jela apakah kelelahan dapat menyebabkan keadaan ini atau tidak
8.
Pekerjaan di luar rumah
Misalnya
seorang ibu bekerja paruh waktu,lalu interval menyusui yang panjang dan
kekurangan waktu untuk pengeluaran ASI yang adekuat
9.
Faktor local dalam payudara
Misalnya
jenis kulit,reaksi kulit terhadap matahari, alergi, ruam, pemajanan terhadap
suhu dingin tidak Nampak mempengaruhi insiden mastitis
10.
Trauma
Misalnya
kekerasan dalam rumah tangga,yang dialami banyak wanita di masyarakat,dan
sering terjadi selama laktasi
2.8 PATOLOGI DAN GAMBARAN KLINIS
1.
Bendungan
Terjadi
karena payudara terisi
sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan.Sehingga aliran vena dan limfatik
tersumbat,aliran susu terhambat,terjadi tekanan pada saluran ASI dan alveoli
meningkat.Sehingga menyebabkan payudara bengkak dan edematus
2.
Sumbatan saluran payudara
Terjadi
akibat obsruksi benda padat,tetap dapat pula terjadi akibat pengeluaran ASI
yang tidak efisien dari bagian payudara
3.
Mastitis Noninfeksiosa
Terjadi
karena peningkatan interleukin,sehingga terjadi respon inflamasi pada jalur
para seluler yang berhubungan erat dengan sel pensekresi ASI di alveoli
payudara
4.
Faktor Imun dalamASI
Terjadi
akibat rendahnya sejumlah factor protektif dalam ASI,sehingga pertahanan yang
efektif berkurang
5.
Mastitis Infeksiosa
Terjadi
bila stasis ASI tidak sembuh,dan proteksi oleh factor imun dalam ASI dan oleh
respon inflamasi kalah.
6.
Mastitis Subklinis
Diagnosisnya
dari adanya peningkatan rasio natrium-kalium dalam ASI,dan peningkatan
konsentrasi interleukin.Peningkatan tersebut dapat menunjukkan bahwa sedang terjadi
respon inflamasi,walaupun tidak ada tanda klinis
7.
Abses Payudara
Payudara
yang laktasi,seperti jaringan terinfeksi lain,melokalisasi infeksi dengan
membentuk sawar jarinagn granulasi yang mengelilinginya.Jaringan ini akan
menjadi kapsul abses,yang terisi dengan pus.Terdapat benjolan yang membengkak
yang sangat nyeri dengan kemerahan,panas,edema kulit di atasnya.Bila tidak
segara ditangani benjolan akan akan menjadi berfluktuasi dengan perubahan warna
kulit dan nekrosis
2.9 PENCEGAHAN
a. Senam
laktasi (menggerakkan lengan secara berputar sehingga sendi bahu ikut bergerak
kea rah yang sama guna membantu memperlancar peredaran darah dan limfe di
payudara.
b. Perbaikan
pemahaman penatalaksanaan menyusui
Misalnya mulai menyusui dalam satu jam atau lebih setelah melahirkan, memastikan
bahwa bayi mengenyut payudara dengan baik
c. Tindakan
rutin sebagai bagian perawatan kehamilan
Misalnya bayi harus
mendapat kontak dini dengan ibunya dan mulai menyusui segera setelah tampak
tanda-tanda kesiapan,biasanya dalam jam pertama atau lebih
d. Penatalaksanaan
yang efektif pada payudara yang penuh dan kencang
Misalnya ibu harus
dibantu memperbaiki kenyutan pada payudara oleh bayinya untuk memperbaiki
pengeluaran ASI
e. Perhatian
dini terhadap semua tanda stasis ASI
Ibu harus tahu cara
merawat payudara dan tanda stasis ASI atau mastitis sehingga mereka dapat
mengobatinya sendiri di rumah dan mencari pertolongan secepatnya bila keadaan
tersebut tidak menghilang
f.
Perhatian dini pada kesulitan menyusui lain
Pemberian pengetahuan
dan keterampilan dari petugas kesehatan untuk para ibu agar dukungan menyusui terus menerus harus
tersedia di masyarakat,serta pemberian pengobatan secar dini
g. Pengendalian
infeksi
Misalnya petugas
kesehatan harus mencuci tangan setiap kali setelah kontak dengan ibu dan bayi,kontak
kulit dini dan rawat gabung bayi dengan ibu,pemijatan,salep dan semprotan
payudara (penisilin, klorheksidin)
2.10 PENANGANAN
1. Sumbatan
Payudara
-
Pastikan posisi bayi dan kenyutan baik
-
Jelaskan perlunya menghindari factor yang dapat
menyumbat aliran ASI,misalnya pakaian ketat dll.
-
Mendorong ibu untuk menyusui sesering dan selama
bayi menghendaki tanpa batasan
-
Menyarankan ibu menggunakan panas basah,mis:
kompres hangan atau pancuran hangat
2. Mastitis
-
Konseling suportif
·
Memberikan dukungan,bimbingan.keyakinan kembali
tentang menyusui yang aman untuk diteruskan,bahwa ASI dari payudara yang
terkena tidak akan memhahayakan bayi,serta payudar kan pulih bentuk maupun fungsinya
-
Pengeluaran ASI yang efektif
·
Bantu ibu perbaiki kenyutan bayi pada payudara
·
Dorong ntuk sering menyusui selama bayi
menghendaki serat tanpa batasan
·
Bila perlu peras ASI dengan tangan atau pompa
atau botol panas sampai menyusui dapat dimulai lagi
-
Terapi antibiotika
Terapi ini diindikasikan pada:
·
Hitung sel dan koloni bakteri dan biakan yang
ada serta menunjukkan infeksi
·
Gejala berat sejak awal
·
Terlihat putting pecah-pecah
·
Gejala tidak membaik setelah 12-24 jam setelah
pengeluaran ASI diperbaiki
·
Dan dapat diberikan antibiotika seperti:
Antibiotika Beta-lakta-mase
-
Pengobatan simtomatik
·
Diterapi dengan anlgesik (mis: Ibuprofen,Parasetamol)
·
Istirahat atau tirah baring dengan bayinya
·
Penggunaan kompres hangat pada payudara
·
Yakinkan ibu untuk cukup cairan
·
Pendekatan terapeutik lain (mis: penyinggiran
pus,tindakan diit,pengobatan herbal,menggunakan daun kol untuk kompres dingin
3. Abses
Payudara
·
Terapi bedah (pengeluaran pus dengan insisi dan
penyaliran)
·
Dukungan untuk menyusu
2.11 DAMPAK JANGKA PANJANG
Seiring dengan waktu
serta dengan terapi mastitis dan abses payudara yang adekuat,pemulihan akan
lengkap dan dengan melanjutkan laktasi biasanya payudara diharapkan dapat
berfungsi normal.
Akan tetapi terapi yang
terlambat,tidak tepat,tidak adekuat dapat mengakibatkan kekambuhan,lesi yang
lebih luas,bahkan kerusakan jaringan permanen.Episode mastitis berulang dapat
menyebabkan timbulnya inflamasi kronis dan kerusakan payudara ireversibel.
2.12 CONTOH KASUS
Ny.A umur 23 tahun datang ke RB
ERVINA pada tanggal 28 Oktober 2007. Ibu mengeluh bayinya tidak mau menyusu,
penghisapan tidak adekuat pada bayi, payudara
terasa nyeri, teraba keras dan tampak memerah, permukaan kulit dari payudara
pecah-pecah, dan badan terasa demam.
Kesimpulan :
Ny.A umur 23 tahun dengan mastitis
Penatalaksanaan :
-
Konseling suportif
·
Memberikan dukungan,bimbingan.keyakinan kembali
tentang menyusui yang aman untuk diteruskan,bahwa ASI dari payudara yang
terkena tidak akan memhahayakan bayi,serta payudar kan pulih bentuk maupun fungsinya
-
Pengeluaran ASI yang efektif
·
Bantu ibu perbaiki kenyutan bayi pada payudara
·
Dorong ntuk sering menyusui selama bayi
menghendaki serat tanpa batasan
·
Bila perlu peras ASI dengan tangan atau pompa
atau botol panas sampai menyusui dapat dimulai lagi
-
Terapi antibiotika
Terapi ini diindikasikan pada:
·
Hitung sel dan koloni bakteri dan biakan yang
ada serta menunjukkan infeksi
·
Gejala berat sejak awal
·
Terlihat putting pecah-pecah
·
Gejala tidak membaik setelah 12-24 jam setelah
pengeluaran ASI diperbaiki
·
Dan dapat diberikan antibiotika seperti:
Antibiotika Beta-lakta-mase
-
Pengobatan simtomatik
·
Diterapi dengan anlgesik (mis:
Ibuprofen,Parasetamol)
·
Istirahat atau tirah baring dengan bayinya
·
Penggunaan kompres hangat pada payudara
·
Yakinkan ibu untuk cukup cairan
·
Pendekatan terapeutik lain (mis: penyinggiran
pus,tindakan diit,pengobatan herbal,menggunakan daun kol untuk kompres dingin
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Mastitis
dan abses payudara merupakan kondisi yang sering terjadi dan dapat dicegah
ddengan mudah. Penyakit ini terutama disebabkan oleh pengeluaran ASI yang tidak
efisien dan juga olek infeksi bakteri. Dalam hal ini ibu perlu mengetahui
tanda-tanda dini dari mastitis,stasis ASI, dan sumbatan saluran payudara.Selain
itu ibu harus tetap menyusui,karena menyusui itu baik untuk memperbaiki
pengeluaran ASI maupun membantu proses penyembuhan.
Mastitis
dapat dicegah dengan
1) Senam
laktasi (menggerakkan lengan secara berputar sehingga sendi bahu ikut bergerak
kea rah yang sama guna membantu memperlancar peredaran darah dan limfe di
payudara.
2) Perbaikan
pemahaman penatalaksanaan menyusui
3) Tindakan
rutin sebagai bagian perawatan kehamilan
4) Penatalaksanaan
yang efektif pada payudara yang penuh dan kencang
5) Perhatian
dini terhadap semua tanda stasis ASI
6) Perhatian
dini pada kesulitan menyusui lain
7) Pengendalian
infeksi
3.2
Saran
Penulis menyadari
makalah yang penulis susun ini masih jauh dari sempurna, untuk itu semoga
makalah ini dapat dijadikan acuan dalam pembuatan makalah selanjutnya, dan
diharapkan adanya perbaikan-perbaikan untuk makalah selanjutnya dengan pokok
bahasan yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
·
WHO, Mastitis Penyebab dan Penatalaksanaannya. 2003.
Perpustakaan Nasional
·
Krisnadi R. Sosie. Obstetri Patologi. 2005. EGC.
Jakarta
·
Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Jilid I. 2001. Media
Aesculapius. Jakarta
·
Price, A. Sylvia. Patofisiologi Jilid
I. 2006. EGC. Jakarta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Harrah's Casino, Atlantic City, NJ - MapYRO
Information and Reviews about Harrah's Casino, Atlantic City, NJ 08401 평택 출장샵 - Use this 김제 출장안마 simple form to find hotels, motels, and 수원 출장샵 other 상주 출장안마 lodging near the 계룡 출장안마 Harrah's
Posting Komentar